Oksida adalah persenyawaan antara suatu unsur
dengan oksigen. Oksigen dalam persenyawaan selalu bervalensi 2 (kecuali dalam
peroksida, superoksida, dan oksida campuran sehingga rumus umum oksida – oksida tersebut
adalah A2Ox, jika A adalah unsur bervalensi x.
Ada 5 macam oksida yang dikenal:
- Oksida basa
- Oksida asam
- Oksida amfoter
- Oksida indiferen
- Peroksida
Simak juga 101+ tips menangi olimpiade kimia dari 25 langganan juara!
A. Oksida Basa (Oksida Logam)
Oksida basa adalah suatu oksida logam yang dapat menghasilkan basa hidroksida apabila oksida tersebut direaksikan dengan air.
Contoh oksida basa adalah oksida logam : Na2O, K2O, CaO, Fe2O3, CuO, ZnO.
Jika senyawa oksida basa direaksikan dengan air akan dihasilkan basa:
Na2O + H2O --> 2NaOH
K2O + H2O --> 2KOH
CaO + H2O --> Ca(OH)2
Catatan : basa merupakan suatu zat yang apabila dihitung pHnya bernilai > 7, pengertian dan konsep selengkapnya silahkan dibaca di postingan Konsep Asam dan Basa Menurut Para Ahli!
Tata Nama Oksida Basa
1. Sistem Lama
Nama logam ditulis dengan nama latin, kemudian
akhiran “um” diganti dengan “o” jika valensinya rendah, dan diganti dengan
akhiran “I” jika valensinya tinggi.
Logam yang hanya memiliki satu jenis
valensi tidak perlu diberi akhiran kemudian diikuti nama unsur oksigen (non
logam lain) yang diberi akhiran “ida”.
Contoh:
- FeO dinamakan Fero Oksida
- Fe2O3 dinamakan Feri Oksida
- SnO dinamakan Stano Oksida
- SnO2 dinamakan Stani Oksida
- Na2O dinamakan Natrium Oksida
- CaO dinamakan Kalsium Oksida
Kelemahan penamaan sistem lama adalah tidak
dapat digunakan untuk logam-logam yang mempunyai lebih dari dua jenis valensi.
2. Sistem Stock
Sistem Stock banyak digunakan secara Internasional sebab sistem ini dapat menutupi kelemahan yang ada pada penamaan sistem lama.
Aturan penamaan:
- Nama logam ditulis dengan nama umum (nama dalam bahasa Indonesia), diikuti dengan
- Nomor valensi yang ditulis dengan angka Romawi di dalam kurung kemudian diikuti
- Nama unsur Oksigen (non logam) yang diberi akhiran “ida”.
- Logam yang hanya memiliki satu jenis valensi tidak perlu dituliskan nomor valensinya.
Contoh :
- Na2O dinamakan Natrium Oksida
- Fe2O3 dinamakan Besi (III) Oksida
- SnO dinamakan Timah (II) Oksida
- SnO2 dinamakan Timah (IV) Oksida
- Hg2O dinamakan Raksa (I) Oksida
- HgO dinamakan Raksa (II) Oksida
- K2O dinamakan Kalium Oksida
B. Oksida Asam (Oksida Nonlogam)
Oksida asam adalah oksida nonlogam yang dapat menghasilkan asam bila direaksikan dengan air. Contoh oksida asam antara lain CO2, SO2, SO3, P2O3, P2O5, N2O3, N2O5.
Apabila oksida asam direaksikan dengan air akan menghasilkan asam :
CO2 + H2O --> H2CO3
SO2 + H2O --> H2SO3
SO3 + H2O --> H2SO4
P2O3 + 3H2O --> H3PO3
P2O5 + H2O --> H3PO4
N2O3 + H2O --> HNO2
Catatan : asam merupakan suatu zat dihitung pHnya bernilai < 7, pengertian dan konsep selengkapnya silahkan dibaca di postingan Konsep Asam dan Basa Menurut Para Ahli!
Tata Nama Oksida Non Logam
1.Sistem Lama
Aturan penamaan:
- Nama unsur non logam disebutkan terlebih dahulu, diikuti
- Nama unsur oksigen (unsur non logam lainnya) dan diberi akhiran “ida”.
- Unsur non logam pertama jika jumlahnya hanya satu tidak usah diberi awalan mono, tetapi jika jumlahnya lebih dari satu maka harus diberi awalan : 2 (di), 3 (tri), 4 (tetra), 5 (penta), 6 (heksa), 7 (hepta), 8 (okta), 9 (nona), 10 (deka), dan seterusnya.
Unsur oksigen atau non logam kedua walaupun
jumlahnya hanya satu harus diberi awalan mono, begitu pula jika jumlahnya lebih
dari satu harus diberi awalan seperti unsur non logam pertama.
Contoh :
- CO2 dinamakan Karbon Dioksida
- SO2 dinamakan Sulfur Dioksida
- SO3 dinamakan Sulfur Trioksida
- P2O3 dinamakan Difosfor Trioksida
- P2O5 dinamakan Difosfor Pentaoksida
- N2O3 dinamakan Dinitrogen Trioksida
- N2O5 dinamakan Dinitrogen Pentaoksida
2. Sistem Stock
Aturan penamaan:
- Nama unsur non logam disebutkan terlebih dahulu, diikuti dengan
- Nomor valensi dengan angka Romawi di dalam kurung, kemudian diikuti
- Nama oksigen (atau unsur non logam lainnya) yang diberi akhiran “ida”.
Contoh :
- N2O5 dinamakan Nitrogen (IV) Oksida
- CO2 dinamakan Karbon (IV) Oksida
- N2O3 dinamakan Nitrogen (III) Oksida
- SO2 dinamakan Belerang (IV) Oksida
- SO3 dinamakan Belerang (VI) Oksida
- P2O3 dinamakan Fosfor (III) Oksida
- P2O5 dinamakan Fosfor (V) Oksida
Selanjurnya, silakan pelajari bab reaksi penggaraman untuk memantapkan konsep seputar asam, basa, dan senyawa oksida.
Daftar Pustaka
Nuryati L, Kartini T, Al Hamdika D. 2013. Kimia Dasar. Bogor (ID) : SMK – SMAK Bogor
Senyawa Oksida Asam dan Basa, Senyawa Oksida Asam dan Basa, Oksida Asam dan Basa
Thanks gan sangat membantu
ReplyDelete