Dasar
Dalam suasana asam, MnO2 dalam sampel direduksikan oleh Asam Oksalat Dihidrat yang ditambahkan secara berlebih terukur. Sisa Asam Oksalat dititar dengan KMnO4 tanpa indikator dengan warna TA merah muda seulas.
Reaksi
MnO2 + (COOH)2 + H2SO4
--> MnSO4 + 2 H2O + 2 CO2
2 KMnO4 + 3 H2SO4
+ 5 (COOH)2 --> K2SO4
+ 2 MnSO4 + 8 H2O + 10 CO2
Tujuan
Menetapkan Kadar MnO2 dalam batu kawi secara permanganatometri
Alat dan Bahan
Alat
- Kaca arloji
- Pengaduk
- Erlenmeyer
- Buret 50 mL
- Corong
- Piala gelas 400 dan 800 mL
- Labu semprot
- Pipet tetes
- Kaki tiga dan kasa asbes
- Pembakar teklu
- Statif dan klem
- Alas titar dan alas baca buret
Bahan
- KMnO4 0,05 N
- Asam Oksalat Dihidrat
- Air suling
- Sampel batu kawi
- H2SO4 4 N
- Kertas saring penyeka
- Kertas pengganjal corong
- Korek api
Cara
Kerja
- Alat dan bahan yang diperlukan disiapkan dan ditata di atas meja kerja,
- Ditimbang ± 0,2 gram Asam Oksalat Dihidrat,
- Dimasukkan ke dalam erlenmeyer 100 mL, dilarutkan dengan 50 mL air suling,
- Ditimbang ± 0,07 gram batu kawi (kertas minyak),
- Dimasukkan ke erlenmeyer yang sama dengan asam oksalat, ditambahkan ± 15 mL H2SO4 4N
- Dipanaskan hingga suhu larutan ± 40 – 60 0C
- Larutan dititar dengan KMnO4 0,05 N hingga mencapai TA (Titik Akhir) berwarna merah muda seulas, dan
- Serangkaian tahapan pekerjaan dilakukan minimal duplo dengan selisih volume penitar maksimal 0,10 mL.
Perhitungan
Keterangan
mg as. oksalat =
Bobot asam oksalat yang ditimbang
mg sampel =
Bobot sampel yang ditimbang
N KMnO4 =
Normalitas KMnO4
Vp =
Volume titran yang dibutuhkan
FP = Faktor pengenceran
Bst Asam Oksalat adalah 1/2 Mr, yaitu 63.
Bst MnO2 adalah 43,5.
Pembahasan
Reaksi oksidasi dengan melibatkan
KMnO4 berlangsung dalam waktu yang relatif lambat, oleh karena itu
dibutuhkan H2SO4 untuk mempercepat reaksi. Selain itu
reaksi ion MnO4- paling optimal berada di suasana asam,
karena kalau dalam suasana basa dan netral, daya oksidasinya menurun. Meskipun
membutuhkan pengasaman, asam yang dipakai haruslah non oksidator dan non
reduktor.
1.
Asam yang
digunakan tidak boleh Asam Halogen (HCl, HBr, dan HI) karena bersifat reduktor,
jika hal ini dilakukan maka akan terjadi kesalahan positif.
2.
Asam yang
digunakan tidak boleh asam – asam oksidator (HNO3, H2SO4
pekat, HClO4), jika hal ini dilakukan maka akan terjadi kesalahan negatif.
Penetapan ini menggunakan titrasi
jenis kembali karena ditambahkan zat yang berlebih terukur yaitu Asam Oksalat
dihidrat. Titrasi ini dilakukan jika analat tidak bereaksi dengan titran, pada
kasus ini MnO2 sebagai titrat dan KMnO4 sebagai titran.
MnO2 dan KMnO4 merupakan sama – sama oksidator sehingga
tidak dapat bereaksi.
Sebelum dititar, larutan hendaknya
dipanaskan terlebih dahulu karena untuk menyempurnakan dan mempercepat reaksi.
Akan tetapi hendaknya dalam pemanasan suhunya jangan terlalu tinggi karena akan
merusak KMnO4.
KMnO4 adalah zat yang
sudah berwarna, sehingga dalam penitaran tidak membutuhkan indikator tambahan
(auto indikator). Satu tetes larutan KMnO4 0,1 N dalam ± 200 mL air
akan menghasilkan warna merah jambu muda yang nyata.
Daftar Pustaka
Sulistiowati, S.Si, M.Pd; Nuryati, M.Pd, Dra. Leila; Yudianingrum, R.
Yudi, 2014, Analisis Volumetri, Bogor
: SMK – SMAK Bogor.
Bst itu apa bang?
ReplyDeleteBst merupakan kependekan dari bobot setara. Ada beberapa definisi Bst tergantung kegunaannya. Dalam analisis volumetri metode oksidimetri dan reduktometri,, Bst didefinisikan sebagai massa molekul relatif suatu senyawa dibagi dengan jumlah elektron yang terlibat dalam suatu reaksi spesi tersebut. Misalkan kita ingin menentukan Bst asam oksalat seperti di atas, maka Bst = Mr Asam Oksalat/2 karena elektron yang dibutuhkan untuk mengoksidasi asam oksalat menjadi CO2 adalah sebesar 2. Semoga membantu!
Delete