Penetapan Penentuan pH Pada Pupuk ZA
Dasar
pH
pada pupuk diketahui dengan melarutkan contoh dalam air dengan perbandingan 1:10.
Adanya ion H+ atau OH- diketahui dengan mengeceknya
menggunakan kertas pH universal.TSP dalam air membentuk H3PO4
yang kemudian terurai membentuk H+ dan PO43-
yang kemudian dapat diuji dengan pH universal.
Reaksi
(NH4)2SO4
+ 2H2O --> 2NH4OH + H2SO4
H2SO4
--> 3H+ + SO42-
Cara Kerja
- Ditimbang ± 1 gram sampel pupuk ZA, dimasukkan kedalam tabung reaksi.
- Dilarutkan dengan ± 10 ml air suling.
- Dikocok kuat-kuat.
- Ditunggu hingga mengendap.
- Disaring dengan kertas saring berabu.
- Filtrat di cek dengan pH universal.
Perhitungan
Dengan
cara mengecek pH dengan pH universal
Pembahasan
Berdasarkan
SNI NO. 02–1760-2005, hasil analisis pH pada pupuk ZA harus bernilai 4 sampai
6.
Air
perbandingan 1:10 maksudnya, sampel pupuknya 1 gram dilarutkan dengan 10 mL
air. Pengecekan pH dilakukan karena merupakan parameter kualittas pupuk ZA. pH
yang terlalu rendah mengakibatkan tanah menjadi asam, dan pH yang terlalu
tinggi berarti kadar Ammonium Sulfatnya rendah.
Penetapan Kadar Nitrogen dalam Pupuk ZA
Dasar
Pupuk
ZA dapat bereaksi dengan NaOH pada saat proses destilasi menghasilkan gas NH3
yang kemudian gas ini bereaksi dengan penampung HCl atau H3BO3.
Penampung kemudian dititrasi dengan NaOH untuk penampung HCl atau HCl untuk penampung H3BO3
hingga titik akhir hijau untuk penampung HCl dan merah untuk penampung H3BO3
dengan bantuan indikator BCG:MM. Untuk penampung HCl dilakukan blanko.
Reaksi
Tahap Destilasi
(NH4)2SO4
+ 2NaOH --> Na2SO4 + 2NH3↑ + 2H2O
Tahap Titrasi Penampung HCl
NH3
+ HCl --> NH4Cl
HCl (sisa) + NaOH
--> NaCl + H2O
Tahap Titrasi Penampung H3BO3
NH3
+ H3BO3 --> NH4H2BO3
NH4H2BO3
+ HCl --> NH4Cl + H3BO3
Cara Kerja
- Ditimbang ± 1 gram sampel, lalu sampel dimasukkan ke dalam labu ukur
- Sampel dilarutkan dengan air suling, diencerkan, dihimpitkan dan dihomogenkan.
- Dipipet 10,00 ml larutan sampel dan dimasukkan ke dalam alat destilasi.
- Ditambahkan 2-3 tetes PP dan 15,00 ml NaOH 30%.
- Dipipet 25,00 ml HCl 0,1 N atau 25,00 ml H3BO3 3% yang telah ditambahkan indikator BCG:MM ke dalam masing-masing penampung (erlenmeyer) dan diletakkan di bawah pipa keluar penyulingan.
- Didestilasi hingga 3 kali volume awal dan diuji NH3 dengan menggunakan kertas lakmus merah.
- Apabila penampung HCl maka dititar dengan NaOH 0,1 N hingga TA berwarna hijau.
- Apabila penampung H3BO3 maka dititar dengan HCl 0,1 N hingga TA berwarna merah.
- Pada penampung HCl digunakan blanko.
Perhitungan
Penampung HCl
Penampung Asam Borat
Pembahasan
Proses Destilasi
Pada
tahap destilasi, ammonium sulfat dipecah menjadi ammonia (NH3).
Prinsip destilasi adalah memisahkan cairan atau larutan berdasarkan perbedaan
titik didih. Dari hasil destruksi protein, labu destruksi didinginkan kemudian
dilakukan pengenceran dengan penambahan aquades. Pengenceran dilakukan untuk
mengurangi kehebatan reaksi bila ditambah larutan alkali. Larutan dijadikan
basa dengan menambahkan 15 mL NaOH 30%, lalu corong ditutup dan ditambahkan
aquades ± setengah bagian. Sampel harus dimasukkan terlebih dahulu kedalam alat
destilasi sebelum NaOH, karena untuk menghindari terjadinya superheating.
Fungsi penambahan NaOH adalah untuk memberikan suasana basa karena reaksi tidak
dapat berlangsung dalam keadaan asam
Ammonia
yang dibebaskan selanjutnya akan ditangkap oleh larutan asam standar. Untuk
menampung NH3 yang keluar, digunakan asam borat dalam erlenmeyer
sebanyak 25 mL dan telah ditambahkan indikator BCG:MM menghasilkan larutan
berwarna merah. Indikator ini digunakan untuk mengetahui asam dalam keadaan
berlebih. Hasil destilasi (uap NH3 dan air) ditangkap oleh larutan H3BO3
yang terdapat dalam labu erlenmeyer dan membentuk senyawa (NH4)3BO3.
Senyawa
ini dalam suasana basa akan melepaskan NH3. Agar kontak antara asam
dan ammonia lebih baik maka diusahakan ujung tabung destilasi tercelup sedalam
mungkin dalam asam borat. Penyulingan dihentikan jika semua Nitrogen sudah tertangkap
oleh asam borat dalam labu erlenmeyer atau hasil destilasi tidak merubah kertas
lakmus merah serta menghasilkan larutan berwarna hijau jernih. Ujung selang
dibilas dengan aquades, agar tidak ada ammonia yang tertinggal di selang.
Ammonia
yang dibebaskan selanjutnya bisa juga ditangkap oleh larutan asam klorida.
Untuk menampung NH3 yang keluar, digunakan asam klorida dalam erlenmeyer
sebanyak 25 mL dan telah ditambahkan indikator BCG:MM menghasilkan larutan
berwarna merah. Indikator ini digunakan untuk mengetahui asam dalam keadaan
berlebih. Hasil destilasi (uap NH3 dan air) ditangkap oleh larutan
HCl yang
terdapat dalam labu erlenmeyer dan membentuk senyawa NH4Cl. Senyawa
ini dalam suasana basa akan melepaskan NH3. Agar kontak antara asam
dan ammonia lebih baik maka diusahakan ujung tabung destilasi tercelup sedalam
mungkin dalam asam klorida. Penyulingan dihentikan jika semua N sudah
tertangkap oleh asam klorida dalam labu erlenmeyer atau hasil destilasi tidak
merubah kertas lakmus merah dan volumenya 3x volume awal. Ujung selang dibilas dengan
aquades, agar tidak ada Ammonia yang tertinggal di selang.
Proses Titrasi
Titrasi
merupakan tahap akhir pada penentuan kadar protein dalam bahan pangan ini.
Banyaknya asam borat yang bereaksi dengan ammonia (N) dapat diketahui dengan
volume HCl 0,1 N yang dibutuhkan
destilat. Titik akhir titrasi dihentikan sampai larutan berubah dari hijau ke
merah. Volume HCl untuk menitrasi sampel merupakan jumlah ekuivalen nitrogen.
Pada
penampung HCl digunakan NaOH 0,1 N sebagai penitar. NaOH akan bereaksi dengan
sisa HCl hasil reaksi NH3 dan HCl. Untuk itu dalam titrasi ini perlu
dilakukan blanko untuk mengetahui jumlah HCl yang bereaksi dengan NH3.
Penitaran dilakukan sampai larutan berwarna hijau. Selisih antara volume blanko
dengan volume penitar merupakan jumlah ekuivalen nitrogen.
Hasil
analisis kadar Nitrogen dalam pupuk ZA sesuai SNI No. 02-1760-2005 minimal 21%
Penetapan Kadar Asam dalam Pupuk ZA
Dasar
Asam
bebas yang berasal dari proses produksi atau system penyimpanan kurang baik,
dapat ditetapkan kadarnya secara alkalimetri. Sejumlah sampel dilarutkan dengan
air pH 5,4. Menggunakan indikator MM, larutan dititar dengan NaOH 0,1N hingga
TA berwarna sindur.
Reaksi
H2SO4
+ 2NaOH → Na2SO4 + 2H2O
Cara Kerja
- Ditimbang ± 10 gram sampel pupuk ZA.
- Dimasukkan ke dalam erlenmeyer.
- Dilarutkan dengan air pH 5,4.
- Ditambah beberapa tetes indikator MM.
- Dititar dengan NaOH 0,1N hingga titik akhir sindur.
Perhitungan
Pembahasan
Untuk
membuat air dengan pH 5,4 dengan menambahkan H2SO4 4N
kedalam air yang telah diberikan indikator MM hingga larutan berwarna sindur.
Sampel dilarutkan dengan air pH 5,4 yang berfungsi untuk mencegah pupuk ZA
mengurai. Dan dititar dengan NaOH 0,1 N hingga TA sindur.
Hasil
analisis kadar asam bebas pada pupuk ZA dibandingkan SNI No. 02 - 1760 - 2005
maksimal 0,1%.
Saat titrasi penampung HCl dengan NaOH itu menggunakan indikator apa
ReplyDeleteCampuran BCG MM dengan perbandingan 1 : 1 gan
Delete