Koloid dan sol dapat dibuat dengan cara kondensasi dari larutan sejati, cara dispersi dari dispers kasar, dan pengubahan medium pendispersi.
Pembuatan sol umumnya melibatkan perubahan ukuran partikel, entah partikelnya membesar atau bisa juga mengecil. Berikut adalah pembuatan koloid berdasarkan cara kondensasi dan dispersi.
A. Cara Kondensasi
Cara kondensasi termasuk dalam cara kimia.
Prinsip utama dan umum dari cara kondensasi adalah merubah dari partikel
molekular (larutan) menjadi partikel koloid.
Bisa juga dibilang bahwa terjadi pembesaran ukuran partikel karena cara ini digunakan untuk membuat partikel berukuran sedang (koloid) dari partikel berukuran kecil (larutan).
Sesuai namanya, kondensasi merupakan cara kimia yang melepaskan produk sampingan, biasanya dapat berupa air atau asam.
Kondensasi dibagi menjadi empat reaksi, yaitu:
Bisa juga dibilang bahwa terjadi pembesaran ukuran partikel karena cara ini digunakan untuk membuat partikel berukuran sedang (koloid) dari partikel berukuran kecil (larutan).
Sesuai namanya, kondensasi merupakan cara kimia yang melepaskan produk sampingan, biasanya dapat berupa air atau asam.
Kondensasi dibagi menjadi empat reaksi, yaitu:
- Reaksi redoks,
- Hidrolisis,
- Substitusi/agregasi ionik, dan
- Reaksi penggaraman.
1. Reaksi Redoks (Reduksi–Oksidasi)
Reaksi redoks merupakan reaksi yang melibatkan
perubahan bilangan oksidasi. Dalam redoks, pasti ada zat yang teroksidasi
(biloksnya naik) dan ada juga yang tereduksi (biloksnya turun).
Contoh reaksi redoks digunakan untuk pembuatan sol belerang menurut persamaan reaksi :
Contoh reaksi redoks digunakan untuk pembuatan sol belerang menurut persamaan reaksi :
2 H2S(g) + SO2(aq) --> 3 S(s) + 2 H2O(l)
2. Hidrolisis
Hidrolisis adalah reaksi penguraian air oleh suatu senyawa.
Reaksi hidrolisis yang dapat digunakan untuk pembuatan sol adalah reaksi hidrolisis garam normal bersifat asam. Garam normal bersifat asam akan menghasilkan koloid berupa hidroksida dan asam apabila dihidrolisis.
Hidrolisis cocok digunakan untuk membuat sol–sol dan koloid logam dalam bentuk hidroksidanya seperti sol Besi (III) Hidroksida (Fe(OH)3).
Reaksi hidrolisis yang dapat digunakan untuk pembuatan sol adalah reaksi hidrolisis garam normal bersifat asam. Garam normal bersifat asam akan menghasilkan koloid berupa hidroksida dan asam apabila dihidrolisis.
Hidrolisis cocok digunakan untuk membuat sol–sol dan koloid logam dalam bentuk hidroksidanya seperti sol Besi (III) Hidroksida (Fe(OH)3).
FeCl3(aq) + 3 H2O(l) --> Fe(OH)3(s) + 3 HCl(aq)
3. Substitusi/Agregasi Ionik/Metatetik
Reaksi substitusi merupakan reaksi penukaran
ion dan tidak melibatkan perubahan bilangan oksidasi.
Namun pada reaksi substitusi dalam pembuatan sol/koloid, terjadi perubahan sifat ion, yang awalnya berupa anion dapat berubah menjadi kation dan sebaliknya.
Contoh reaksi substitusi dalam pembuatan koloid adalah pembuatan koloid/sol As2S3.
Namun pada reaksi substitusi dalam pembuatan sol/koloid, terjadi perubahan sifat ion, yang awalnya berupa anion dapat berubah menjadi kation dan sebaliknya.
Contoh reaksi substitusi dalam pembuatan koloid adalah pembuatan koloid/sol As2S3.
2 H3AsO3(aq) + 3 H2S(g) --> As2S3(s) + 6 H2O(l)
Pada reaksi di atas dapat dilihat bahwa As pada
awalnya terdapat dalam bentuk anion yaitu sebagai anion AsO33-.
Namun setelah bereaksi dengan H2S membentuk koloid As2S3, As yang awalnya anion berubah sifat menjadi kation As3+.
Namun setelah bereaksi dengan H2S membentuk koloid As2S3, As yang awalnya anion berubah sifat menjadi kation As3+.
4. Reaksi Penggaraman
Garam adalah
senyawa kimia yang terbentuk dari reaksi antara asam dan basa. Reaksi
pembentukan garam disebut dengan reaksi penggaraman atau reaksi netralisasi.
Selain menghasilkan asam dan basa, reaksi ini juga melepaskan air sebagai produk sampingan. Sebagai contoh adalah pembuatan sol / koloid Al(OH)3.
Selain menghasilkan asam dan basa, reaksi ini juga melepaskan air sebagai produk sampingan. Sebagai contoh adalah pembuatan sol / koloid Al(OH)3.
AlCl3(aq)
+ 3 NH4OH(aq) --> Al(OH)3(s) + 3 NH4Cl(aq)
B. Cara Dispersi
Cara dispersi dapat dilakukan dengan cara
mekanik (fisik) maupun cara kimia. Prinsip umum dan utama dalam cara ini adalah
mengubah partikel berukuran besar menjadi partikel sedang seperti sol dan
koloid.
1. Cara Mekanik
Cara mekanik merupakan cara fisik dalam
pembuatan sol, dimana cara ini dilakukan dengan menggunakan proses penghalusan,
penggilingan, ataupun penggerusan.
Contoh cara mekanik ini adalah dalam pembuatan jus, dimana buah yang berukuran besar dihaluskan dengan cara diblender sehingga dihasilkan partikel koloid yang berukuran lebih kecil.
Selain jus, sol belerang juga dapat dibuat dengan cara ini.
Contoh cara mekanik ini adalah dalam pembuatan jus, dimana buah yang berukuran besar dihaluskan dengan cara diblender sehingga dihasilkan partikel koloid yang berukuran lebih kecil.
Selain jus, sol belerang juga dapat dibuat dengan cara ini.
2. Cara Busur Bredig
Busur Bredig digunakan untuk membuat sol–sol
logam dengan dua buah elektroda logam yang ingin dibuat solnya dengan
mengalirkan arus listrik.
Kedua elektroda dicelupkan ke dalam air dan diletakkan hampir bersentuhan kemudian dialiri arus listrik.
Arus listrik yang dialirkan akan menghasilkan loncatan bunga api listrik dan membuat logam pecah menjadi partikel yang kecil dan larut dalam air membentuk sol logam.
Logam yang biasa digunakan adalah Platina (Pt), Emas (Au), atau Perak (Ag).
Kedua elektroda dicelupkan ke dalam air dan diletakkan hampir bersentuhan kemudian dialiri arus listrik.
Arus listrik yang dialirkan akan menghasilkan loncatan bunga api listrik dan membuat logam pecah menjadi partikel yang kecil dan larut dalam air membentuk sol logam.
Logam yang biasa digunakan adalah Platina (Pt), Emas (Au), atau Perak (Ag).
3. Cara Peptisasi
Cara peptisasi adalah pembuatan sol/koloid
dengan bantuan zat kimia yang bersifat pemeptisasi (pemecah).
Cara ini merupakan cara kimia karena digunakan bahan kimia dalam pembuatannya.
Contoh dari cara peptisasi ini adalah peptisasi agar–agar oleh air, karet oleh bensin, endapan NiS oleh H2S, dan endapan Al(OH)3 oleh AlCl3.
Cara ini merupakan cara kimia karena digunakan bahan kimia dalam pembuatannya.
Contoh dari cara peptisasi ini adalah peptisasi agar–agar oleh air, karet oleh bensin, endapan NiS oleh H2S, dan endapan Al(OH)3 oleh AlCl3.
4. Cara Homogenisasi
Cara ini digunakan untuk membuat koloid yang
berupa emulsi. Koloid jenis ini dapat dibuat dengan bantuan mesin penghomogen
sampai partikel berukuran koloid.
Homogenisasi digunakan pada pembuatan susu dimana lemak dari susu diperkecil dengan melewatkannya ke lubang berpori dan tekanan tinggi.
Jika partikel sudah sesuai dengan ukuran partikel koloid, selanjutnya didispersikan ke medium pendispersi.
Homogenisasi digunakan pada pembuatan susu dimana lemak dari susu diperkecil dengan melewatkannya ke lubang berpori dan tekanan tinggi.
Jika partikel sudah sesuai dengan ukuran partikel koloid, selanjutnya didispersikan ke medium pendispersi.
C. Pengubahan Medium Pendispersi
Pembuatan sol/koloid dapat dilakukan dengan
memperkecil kelarutan zat terdispersi dengan cara mengubah medium
pendispersinya.
Contohnya adalah apabila larutan belerang jenuh dalam etil alkohol dituangkan ke dalam air, maka akan terbentuk sol belerang.
Hal ini diakibatkan karena terjadinya penurunan kelarutan belerang dalam campuran etil alkohol–air.
Contohnya adalah apabila larutan belerang jenuh dalam etil alkohol dituangkan ke dalam air, maka akan terbentuk sol belerang.
Hal ini diakibatkan karena terjadinya penurunan kelarutan belerang dalam campuran etil alkohol–air.
Daftar Pustaka
Rohayati, Siti. Kartini, Tin. 2015. Modul Kimia Fisika Kelas XII. Bogor : SMK - SMAK Bogor