Dasar
Pada pH 12,5 ion Ca2+ dapat bereaksi
dengan EDTA menghasilkan senyawa kompleks Ca – EDTA yang stabil dan memberikan
perubahan warna yang tajam dengan indikator Calcon. Warna titik akhir (TA) yang
diperoleh adalah biru.
Reaksi
Ca2+ + HInd2- --> CaInd- (merah
anggur) + H+
CaInd- + H2Y2- --> CaY2-
+ HInd2- (biru) + H+
Catatan : HInd2- adalah indikator yang digunakan, sedangkan H2Y2-
adalah EDTA
Tujuan
Menetapkan Normalitas (Standardisasi) EDTA dengan BBP CaCO3
Alat dan Bahan
Alat
- Kaca arloji
- Labu ukur 100 mL
- Pipet volumetric 10 ml
- Gelas ukur
- Pengaduk
- Erlenmeyer
- Buret 50 mL
- Corong
- Piala gelas 400 dan 800 mL
- Labu semprot
- Pipet tetes
- Kaki tiga
- Pembakar teklu
- Kasa asbes
- Statif dan klem
- Alas titar dan alas baca buret
Bahan
- EDTA 0,05 M
- Air suling
- CaCO3
- Buffer pH 10
- Indikator Calcon
- Kertas saring penyeka
- Kertas pengganjal corong
Cara Kerja
- Alat dan bahan yang diperlukan disiapkan dan ditata di atas meja kerja,
- Ditimbang ± 0,5 gram Kalsium Karbonat (CaCO3),
- Dimasukkan ke labu ukur 100 ml lalu ditambahkan HCl 4N, diaduk hingga larut sempurna kemudian diimpitkan,
- Dipipet 10,00 ml larutan, dimasukkan ke Erlenmeyer,
- Diencerkan dengan 100 ml air, dipanaskan hingga ± 400C lalu didinginkan,
- Larutan ditambahkan ± 5 ml buffer pH 12,5 kemudian dilakukan pengecekan pH,
- Ditambahkan 2 – 3 tetes indikator Calcon (merah muda),
- Larutan di Erlenmeyer dititar dengan EDTA 0,05 M hingga TA biru, dan
- Serangkaian tahapan pekerjaan dilakukan minimal duplo dengan selisih volume penitar maksimal 0,10 mL.
Perhitungan
Keterangan
Mg BBP adalah bobot Kalsium Karbonat yang ditimbang
Vp adalah volume titran (EDTA) yang dibutuhkan
FP adalah faktor pengenceran
Mr CaCO3 adalah 100 g/mol
Pembahasan
Kompleksometri adalah metode analisis
titrimetri (volumetri) yang didasarkan pada reaksi metatetik pembentukan
senyawa kompleks antara logam dan ligan. Reaksi metatetik adalah reaksi yang
hanya melibatkan pertukaran ion saja, tidak melibatkan perubahan bilangan
oksidasi (biloks). Ligan yang digunakan adalah EDTA (Etilen Diamin Tetra
Asetat). EDTA merupakan ligan polidentat dengan 6 buah pasangan elektron bebas
(PEB), yaitu 2 pasang dari atom Nitrogen dan 4 pasang dari atom Oksigen.
Pada penetapan kenormalan (standardisasi) EDTA
dengan BBP CaCO3 ini, prinsip dasar yang digunakan adalah
pembentukan senyawa kompleks yang stabil dan memberikan warna yang tajam pada
TA. CaCO3 merupakan garam yang kurang larut dalam air sehingga
ditambahkan HCl agar CaCO3 melarut sempurna. Sebagai indikator digunakan
Calcon karena indikator logam ini dapat memberikan perubahan warna yang tajam
saat tercapainya TA. Penitaran dengan melibatkan EDTA akan selalu melepaskan
ion H+ sehingga suasana larutan akan semakin asam, ditambah fakta
bahwa indikator Calcon bekerja optimal pada pH 12,5 sehingga suasana larutan
harus dijaga dengan penambahan larutan penyangga pH 12,5. Pemanasan dilakukan
untuk menyempurnakan pelarutan CaCO3 dan mempercepat serta
menyempurnakan reaksi pembentukan kompleks yang akan terjadi pada tahap
selanjutnya.
Mekanisme reaksi pembentukan kompleks pada
penetapan normalitas (standardisasi) EDTA BBP CaCO3 ini :
- Ion Ca2+ akan bereaksi dengan indikator logam Calcon membentuk kompleks Ca – Indikator Calcon yang berwarna merah muda,
- Selama penitaran dengan EDTA, maka ion Ca2+ akan lebih tertarik ke EDTA dibandingkan ke indikator Calcon karena kompleks Ca – EDTA lebih kuat dibandingkan kompleks Ca – Calcon. Akibatnya, indikator Calcon kembali lagi ke keadaan bebas sehingga akan menghasilkan warna biru saat TA.
Daftar Pustaka
Sulistiowati, S.Si, M.Pd; Nuryati, M.Pd, Dra. Leila; Yudianingrum, R.
Yudi, 2014, Analisis Volumetri, Bogor
: SMK – SMAK Bogor.