Prolog
Postingan ini merupakan tahap preparasi sampel dari postingan sebelumnya, Analisis Total Semen. Selain itu, penetapan kadar SiO2 secara Gravimetri dilakukan bertepatan dengan pembuatan larutan induk I dan II.Pembuatan Larutan Induk I
Dasar
Semen dilarutkan
dengan penambahan Aqua Regia (HNO3 – HCl dengan perbandingan 1 : 3)
menghasilkan larutan garam – garam Klorida dan endapan SiO2 yang
tidak larut. Untuk mempercepat, dilakukan pemanasan hingga larutan hampir
kering dan terbentuk endapan selai kuning – sindur. Setelah dingin, larutan
beserta endapan dipindahkan secara kuantitatif ke labu ukur dan ditetapkan
sebagai larutan induk I.
Reaksi
Catatan : tidak
ada reaksi pasti dalam tahap ini dikarenakan kandungan semen yang berbeda –
beda sesuai dengan jenisnya. Jadi reaksi di sini hanya penggambaran secara umum
saja.
Semen + Aqua Regia
--> larutan garam–garam Klorida + SiO2 + NO2
Cara Kerja
- Ditimbang 1 gram sampel semen ke dalam piala gelas 100 ml
- Ditambahkan ± 0,5 gram hablur NH4Cl
- Ditambahkan ± 12 ml Aqua Regia (HNO3 – HCl perbandingan 1 : 3)
- Dipanaskan dengan hotplate hingga larutan hampir kering dan terbentuk endapan selai kuning – sindur.
- Catatan : lakukan tahap 3 dan 4 di ruang asam
- Larutan didinginkan, kemudian dipindahkan (beserta endapannya) secara kuantitatif ke labu ukur 250 ml dan dihimpitkan dengan air suling.
Pembahasan dan Catatan Penting
Penambahan NH4Cl
sebelum Aqua Regia dilakukan untuk membuat semua kation menjadi garam Klorida
yang mudah larut dalam air. Selain itu, berfungsi juga sebagai koagulan untuk
menyempurnakan pengendapan endapan selai SiO2.
Penambahan Aqua
Regia dimaksudkan untuk melarutkan semen beserta semua garam – garam dan logam
– logam mulia (termasuk Emas dan Platina) yang mungkin terdapat dalam semen,
kecuali SiO2. Air tidak dipakai karena air tidak bisa melarutkan
semen dan kandungannya secara sempurna dan semen akan mengeras.
Pemanasan jangan
terlalu lama karena dapat merusak endapan selai. Indikator bahwa pemanasan
telah cukup yaitu larutan sudah hampir kering dan terbentuk endapan selai
berwarna kuning – sindur.
Penetapan Kadar SiO2 Secara Gravimetri
Dasar
Penetapan kadar
SiO2 dilakukan secara Gravimetri karena SiO2 tidak dapat
larut dengan penambahan Aqua Regia pada saat pembuatan larutan induk I. Endapan
disaring dengan kertas saring no. 41 dan dicuci hingga bebas pengotor Cl-. Endapan
SiO2 yang sudah bersih lalu dikeringkan, diperarang, dipijarkan, dan
didinginkan di desikator. Dengan penimbangan hingga bobot tetap, dapat
diketahui kadar SiO2 yang terkandung dalam sampel semen.
Reaksi
Catatan : tidak
ada reaksi pasti dalam tahap ini dikarenakan kandungan semen yang berbeda –
beda sesuai dengan jenisnya. Jadi reaksi di sini hanya penggambaran secara umum
saja.
Semen + Aqua Regia
--> larutan garam – garam Klorida + SiO2 + NO2
Cara Kerja
- Disiapkan larutan induk I yang sudah jadi (sudah dihimpitkan)
- Disaring dengan kertas saring Whatman no. 41 (filtrat jangan dibuang)
- Endapan di kertas saring dicuci dengan air panas hingga bebas pengotor H+ dan Cl-
- Endapan dikeringkan di oven kemudian diperarang dan dipijarkan dengan meker / di dalam tanur
- Sisa pijar didinginkan di desikator kemudian ditimbang hingga bobot tetap.
Perhitungan
Pembahasan dan Catatan Penting
SiO2
adalah Oksida yang hanya bisa larut dalam HF sehingga tidak bisa larut walau
ditambahkan Aqua Regia, sedangkan semua logam termasuk Emas dan Platina larut
dalam Aqua Regia sehingga dapat dipastikan bahwa semua endapan yang terbentuk
saat penambahan Aqua Regia adalah SiO2. Oleh karena itulah kadarnya
ditetapkan secara Gravimetri.
Penggunaan air
panas untuk mencuci adalah untuk mempercepat terbebasnya endapan dari pengotor
Cl- dan H+ yang dapat menambah bobot sehingga menimbulkan
kesalahan positif.
Filtrat yang
didapat dari penyaringan larutan induk I jangan dibuang ataupun dicampur dengan
filtrat hasil pencucian, karena filtrat larutan induk I digunakan untuk membuat
larutan induk II.
Pembuatan Larutan Induk II
Dasar
Pembuatan larutan
induk II bertujuan untuk memisahkan kation Besi, Alumunium, dan Titanium untuk
menetapkan kandungan R2O3. Dengan penambahan H2O2
akan mengoksidasi Besi (II) menjadi Besi (III) kemudian diendapkan bersama
Alumunium dan Titanium dengan penambahan NH4OH sehingga Ca2+
dan Mg2+ belum mengendap.
Reaksi
R3+ + 3NH4OH
--> R(OH)3 + 3NH4+
Cara Kerja
- Dipipet 50,00 ml filtrat larutan induk II ke dalam piala gelas 400 ml,
- Ditambahkan ± 1 ml H2O2 3%,
- Dididihkan selama 5 menit,
- Larutan ditambahkan ± 1 tetes Merah Metil (MM), kemudian ditambahkan NH4OH 1:1 hingga warna larutan kuning dan terbentuk endapan merah coklat,
- Ditambahkan HCl 25% hingga larutan merah dan endapan melarut kembali,
- Larutan kemudian dipanaskan 70 – 800C dengan termometer,
- Larutan kemudian diendapkan dengan NH4OH 10% berlebih hingga terbentuk endapan merah coklat dan larutan menjadi kuning,
- Uji pengendapan sempurna dengan meneteskan NH4OH 10%,
- Setelah pengendapan sempurna, larutan dididihkan untuk menghilangkan kelebihan NH4OH (uji dengan lakmus merah),
- Larutan dan endapan dipindahkan secara kuantitatif ke labu ukur 100 ml kemudian dihimpitkan dengan air suling, dan
- Larutan ditetapkan sebagai larutan induk II.
Pembahasan dan Catatan Penting
Pembuatan larutan
induk II bertujuan untuk memisahkan R3+ (Besi, Alumunium, dan
Titanium) dari Ca2+ dan Mg2+
Penambahan
Hidrogen Peroksida (H2O2) bertujuan untuk mengoksidasi
Besi (II) menjadi Besi (III). Pendidihan setelah penambahan H2O2
bertujuan untuk menghilangkan kelebihan H2O2 karena akan
merusak indikator MM. Oleh karena itu, harus dipastikan bahwa tidak boleh ada
sisa H2O2 setelah pendidihan.
Indikator MM yang
ditambahkan jangan terlalu banyak (cukup 2 tetes) karena larutan ini akan
digunakan untuk berbagai penetapan dengan indikator yang berbeda – beda. Jika
terlalu banyak indikator MM, maka dikhawatirkan akan terjadi double indicator pada penetapan –
penetapan selanjutnya.
Penambahan NH4OH 1:1 bertujuan untuk mengendapkan R3+. Kemudian penambahan HCl
dilakukan untuk melarutkan kembali endapan yang terbentuk, karena pengendapan
yang pertama cenderung kaya akan oklusi dan pengotor. Jangan terlalu banyak
menambahkan HCl, jika endapan sudah larut maka hentikan penambahan HCl.
Pengaturan suhu 70
– 800C dilakukan untuk mengoptimalkan suasana pengendapan endapan
selai R3+ sehingga menjadi endapan selai yang bagus.
NH4OH
10% ditambahkan untuk mengendapkan kembali kation R3+. Penambahannya
harus sedikit demi sedikit dan disertai pengadukan yang cepat. Pengendapan
dihentikan setelah larutan berwarna kuning dan endapan selai merah coklat
terbentuk.
Pendidihan
dilakukan untuk menghilangkan kelebihan NH4OH karena dikhawatirkan
Al(OH)3 melarut kembali.
Penetapan Kadar R2O3 Secara Gravimetri
Dasar
Oksida – oksida
valensi 3 seperti Besi, Alumunium, dan Titanium dalam semen dapat ditetapkan
dengan Gravimetri. Besi (II) terlebih dahulu dioksidasi menjadi Besi (III),
kemudian Besi (III), Alumunium, dan Titanium diendapkan dengan penambahan NH4OH
dan endapannya disaring dengan kertas saring no. 41. Setalah itu endapan dicuci
dengan NH4NO3 hingga bebas pengotor Cl- dan
selanjutnya dikeringkan, diperarang, dipijarkan, didinginkan di desikator, dan
ditimbang hingga bobot tetap untuk mengetahui kadarnya.
Reaksi
R3+ +
3NH4OH --> R(OH)3 + 3NH4+
2R(OH)3
dipijarkan --> R2O3 + 3H2O
Catatan : R3+
adalah Fe3+, Al3+, Ti3+
Cara Kerja
- Disiapkan larutan induk II yang sudah dihimpitkan
- Larutan disaring dengan kertas saring no. 41 (filtrat ditampung dan dipisahkan, jangan dibuang atau dicampur dengan air lain)
- Endapan dicuci dengan NH4NO3 2% hangat hingga bebas Cl-.
- Dilakukan uji Klorida
- Endapan dikeringkan di oven, kemudian diperarang, dipijarkan, didinginkan di desikator kemudian ditimbang hingga bobot tetap.
Perhitungan
Pembahasan dan Catatan Penting
Pencucian dengan
NH4NO3 bertujuan untuk mencegah peptisasi dari endapan
selai R(OH)3 karena biasanya endapan selai mudah untuk terpeptisasi.
Peptisasi perlu dihindari karena memperkecil ukuran endapan sehingga
dikhawatirkan lolos saat disaring (kesalahan negatif)
Daftar Pustaka
Abdul Jalil,
Latifah; Marliana, Nina. 2015; Praktikum
Kimia Terpadu; Bogor : Sekolah Menengah Kejuruan – SMAK Bogor
terima kasih banyak kak, sangat membantu :)))
ReplyDeleteSama - sama, sukses ya PKT semennya :)
DeletePKT semen itu susah, saya ga kuat. Biar abang aja
ReplyDeleteOgah saya mah hahaha
Delete