Segala persiapan pun digaharkan, mulai dari mempertahankan nilai rapor agar mendapatkan kuota SNMPTN hingga mengikuti bimbel khusus SBMPTN. Semua hal itu dilakukan demi menjemput status sebagai #MabaKece yang kecenya bukan jadi-jadian.
Seberapa Bingung Calon Maba?
Kalau dipikir-pikir, jadi calon maba itu pusing 7 keliling dalam urusan menentukan kampus dan jurusan yang pas. Nggak percaya?
Menurut Ristekdikti, ternyata ada 4.445 PTN dan PTS yang tersebar di seluruh penjuru tanah air di mana 372 di antaranya berstatus PTN.
Oke, ini masih terlalu luas. Mari persempit lagi menjadi 10 kampus terbaik di Indonesia menurut Kemenristekdikti tahun 2018 (diurut berdasarkan peringkat).
Di sepuluh kampus terbaik tahun 2018 saja, terdapat sekitar 144 fakultas yang terdiri dari 508 departemen (jurusan). Sebuah angka yang fantastis!
Dengan banyaknya jumlah tersebut, mencari “jodoh” kampus dan jurusan memerlukan pertimbangan yang matang.
Rekomendasi Jurusan Kuliah
Kali ini, saya akan memberikan rekomendasi jurusan kuliah yang patut dipertimbangkan yaitu Ilmu dan Teknologi Pangan (ITP) atau yang lebih dikenal sebagai Tekpang IPB.
Menurut saya, setidaknya ada 8 alasan mengapa kamu harus daftar kuliah di program studi ini.
Sebagai catatan, saya sendiri sedang menempuh jenjang sarjana di jurusan ini. Jadi tulisan yang sedang kamu baca ini dibuat langsung dengan informasi yang dapat dipertanggungjawabkan.
Semua pengalaman di bawah dapat dirasakan ketika kamu sudah memasuki semester 3 karena tahun pertama di IPB diinvestasikan untuk masa pengenalan kampus, tinggal di asrama hingga kangen setelah check out, dan menjalani kuliah di Program Pendidikan Kompetensi Umum (PPKU).
Catatan: baca perlahan sampai akhir ya, jangan sampai ada informasi yang tertinggal!
1
Top 10 IPB
Menduduki peringkat 100 teratas kampus terbaik di dunia dalam subjek pertanian dan kehutanan menurut QS World 2019, Institut Pertanian Bogor (IPB) menjadi kampus pilihan bagi siswa SMA yang tertarik masuk kampus dengan atmosfer keilmuan pertanian, kelautan, dan biosains.
Kabar gembiranya, ITP menempati 10 besar jurusan atau program studi terfavorit di IPB bersama dengan:
- Teknologi Industri Pertanian (TIN)
- Teknik Sipil dan Lingkungan (SIL)
- Agronomi dan Hortikultura (AGH)
- Gizi Masyarakat (GM)
- Manajemen (MAN)
- Statistika (STK)
- Ilmu Komputer (ILKOM)
- Agribisnis (AGB)
- Arsitektur Lanskap (ARL)
Catatan: data diambil dari bahan presentasi IPB Goes to Schools yang dikeluarkan oleh IPB pada tahun 2018. Urutan tidak menunjukkan apa pun.
2
Aplikatif Banget
Kenapa ITP IPB merupakan jurusan yang aplikatif?
Ilmu yang dipelajari di sini pada dasarnya adalah masak-memasak, tapi bukan masak di dapur ala-ala chef ya. Lalu, masak yang seperti apa?
Kegiatan “memasak” di sini dalam skala industri dengan alat yang super gede dengan kapasitas produksi ratusan ribu hingga jutaan produk per hari!
Ya iyalah, secara di dunia ini ada 7 miliar orang dan semuanya butuh makan. Gak peduli itu professor, arsitek, engineer, dokter, seniman, peneliti, atau apa pun mereka. Kapan mau cukup kalau masaknya cuman skala dapur kan, hehehe.
Di program studi ini, kamu akan belajar lebih dalam mengenai sepiring makanan yang ada di meja makanmu, mulai dari bahan mentah pasca panen, proses pengolahan, penyimpanan, pendistribusian, serta regulasi yang berlaku di skala nasional maupun internasional.
Lalu, jurusan ini cocok banget buat kamu yang menyukai bidang MIPA.
Mengapa?
Bukan tanpa alasan, jurusan Teknologi Pangan merupakan disiplin ilmu yang menggabungkan semua bidang MIPA mulai dari kimia, biologi, fisika, dan matematika.
3
Akreditasi Oke
Bicara akreditasi, rasanya hal ini sensitif banget. Pasalnya semua orang pasti mengecek dulu status akreditasi suatu jurusan sebelum memutuskan untuk mendaftar.
Kalau hanya status A saja, banyak program studi Teknologi Pangan kampus lainnya yang punya. Lantas mengapa harus Teknologi Pangan IPB, bukan yang lain?
Pertama, skor akreditasi mampu menembus angka tertinggi di skala nasional menurut BAN-PT (390/400)
Kedua, double accreditation skala internasional dari IFT (pusatnya di USA) dan IUFoST (pusatnya di Kanada). FYI, ITP IPB itu prodi pertama di luar Amerika Utara yang terakreditasi ini lho!
Dengan kedua alasan tersebut, saya rasa tidak berlebihan menyebut program studi Teknologi Pangan IPB merupakan salah satu yang terbaik di Indonesia dan juga diperhitungkan di internasional.
4
Dosen Ajib
Mungkin nggak banyak yang mencari tahu kualitas dosen sebelum mendaftar kuliah.
Tapi jangan salah, menurut saya dosen harus dipertimbangkan sebelum memilih jurusan kuliah karena beliaulah yang akan menjadi teladan kita baik dari ilmu pengetahuan maupun attitude.
Pertama, dosen ITP kebanyakan berpendidikan S3 (83%). Sebanyak 16 dosen tersebut merupakan guru besar atau professor, dan angka ini merupakan yang terbesar di skala nasional.
Kedua, banyak dosen yang menorehkan prestasi. Contohnya:
- Prof. FG Winarno (Bapak Teknologi Pangan Indonesia, mantan Presiden Codex Alimentarius Commission atau CAC). Badan tersebut berada di bawah FAO dan WHO yang berpusat di Roma, Italia.
- Prof. Purwiyatno Hariyadi (Vice President CAC 2017-2019) FYI saya pernah diajar beliau di mata kuliah Peraturan Pangan yang membahas tentang Codex, dan beliau merupakan figur yang sangat rendah hati.
- Prof. Anton Apriyantono (mantan Menteri Pertanian RI 2004-2009).
- Prof. Aman Wirakartakusumah (mantan rektor IPB, mantan Indonesia Ambassador to UNESCO, Lifetime Achievement Award dari Winconsin Alumni Association).
- Prof. Hanny C. Wijaya (Hokkaido University Ambassador 2016-2019, inovasi permen kayu putih itu lho). Beliau suka bawa makanan dan oleh-oleh dari luar negeri buat mahasiswanya yang bisa jawab di kelas. Saya pernah dapat oleh-oleh dari Korea dan cokelat dari Kanada hehe.
- Prof. Slamet Budijanto (inovasi beras analog yang dari jagung itu lho)
- Dr. Feri Kusnandar (Peringkat I Kepala Program Studi Terbaik Nasional Kemenristekdikti 2014). Beliau merupakan dosen pembimbing akademik saya, merupakan figur yang sangat peduli kepada mahasiswa
- Dan berbagai prestasi dosen lainnya yang sangat tidak muat kalau dijabarkan di sini.
Dan salah satu yang terpenting menurut saya, dosen ITP IPB itu suka sharing pengalamannya seputar going abroad, dapet beasiswa, dan berbagai pengalaman keren lainnya. Rasanya benar-benar termotivasi saat mendengarkan cerita beliau!
5
Menegangkan
Sudah menjadi kecenderungan bahwa mahasiswa ITP IPB memiliki kecerdasan di atas rata-rata dan berasal dari berbagai sekolah ternama di seluruh Indonesia.
Murid terbaik dari sekolah terbaik di Indonesia membuat atmosfer kompetisi di sini menantang banget! Mereka adalah orang-orang yang berprestasi di sekolah asalnya, berdedikasi tinggi, cemerlang, dan tentunya niat belajar.
Meskipun kuliah bukan ajang kompetisi, tetapi prestasi kita bisa saja tertinggal apabila bersantai-santai.
Lantas memangnya hal ini penting banget ya?
Jelas penting! Karena lingkungan yang baik akan menstimulasi kita untuk ikutan baik juga ‘kan?
6
Kelas Internasional
ITP merupakan satu dari 3 departemen di IPB yang membuka kelas internasional (selain TIN dan FKH). Kelas internasional ini dapat diakses oleh mahasiswa asing dan juga bebas diakses oleh mahasiswa Indonesia lho!
Saya termasuk mahasiswa Indonesia yang pernah mengambil program internasional hehe.
Dan hingga angkatan saya, kelas internasional tidak mengharuskan syarat tertentu alias benar-benar bebas untuk siapapun (dengan kuota terbatas dan sistem cepet-cepetan).
Namun sepertinya ada perubahan regulasi bagi angkatan di bawah saya. Jika sudah ada kepastian, informasinya akan saya update kembali.
Alasan saya mencoba program ini adalah kesadaran bahwa dewasa ini kemampuan berbahasa Inggris begitu penting.
Gimana rasanya nyobain kelas internasional?
Awalnya sih saya merasa cukup aneh. Bagaimana tidak, hampir 95% materi disampaikan dalam bahasa Inggris mulai dari omongan dosen, slide, sesi diskusi, tugas, hingga presentasi.
Tapi dampaknya terasa sekali perubahannya. Minimal saya punya nyali buat ngomong (walaupun tetep belepotan haha).
Dan di Teknologi Pangan IPB kelas internasional, kita bisa berinteraksi dengan mahasiswa asing dari berbagai negara lho!
7
Exchange Bejibun
Sudah menjadi impian semua mahasiswa untuk bisa pergi ke luar negeri. Saya pun begitu, apalagi sudah memasuki semester 4 ke atas.
Rasanya keinginan itu semakin menggebu-gebu.
Anyway, ITP IPB ini terkenal sama program AIMS atau ASEAN-Japan International Mobility for Students.
Di ITP, persentase mahasiswa yang ikut AIMS per tahun bisa mencapai 15-20%. Angka ini merupakan yang terbesar se-nasional lho.
Contoh destinasi kampus yang sering langganan buat AIMS-nya anak ITP IPB itu Tokyo University of Agriculture and Technology (TUAT), Universiti Putra Malaysia (UPM), Mae Fah Luang University (MFU), dan Kasetsart University.
Selain itu ada juga berbagai program summer course yang tidak seserius exchange.
Kalau saya, harus nabung dulu atau cari sponsor wkwk.
8
Jalur Masuk
Setiap kampus menerapkan jalur masuk yang berbeda-beda.
Namun satu hal yang pasti, beberapa kampus ternama melakukan “pembatasan akses” terhadap jalur masuk tertentu seperti lulusan SMK yang tidak dibolehkan mendaftar melalui jalur SNMPTN.
Akan tetapi, IPB memberikan kesempatan yang luas kepada calon tunas bangsa untuk mengakses berbagai jalur masuk IPB.
Seperti pepatah ada banyak jalan menuju Roma, maka ada banyak jalur masuk Teknologi Pangan IPB seperti:
- SNMPTN
- SBMPTN
- Ujian Tulis Mandiri Berbasis Komputer (UTM-BK)
- Program internasional
- Beasiswa Utusan Daerah (BUD)
- Jalur Prestasi Internasional dan Nasional (PIN)
- Bahkan jalur Ketua OSIS.
Dan dalam jalur masuk tersebut, tidak ada yang dibeda-bedakan dari latar belakangnya.
Saya sendiri masuk ke Teknologi Pangan IPB melalui jalur SNMPTN dengan status sebagai alumni SMK. Hampir semua teman kampus saya kaget ketika mendengar hal ini untuk pertama kalinya.
“Emang anak SMK bisa keterima SNMPTN?”, begitulah respon orang pada umumnya hehe.
Tetapi terlepas dari itu semua, masih ada satu jalur lagi untuk masuk Teknologi Pangan IPB.
Cara ini adalah cara paling GREGET dari semua cara di atas karena dilalui dengan perjuangan panjang penuh tantangan namun tentunya sangat keseruan.
Himpunan Mahasiswa Ilmu dan Teknologi Pangan (Himitepa IPB) secara rutin mengadakan kompetisi khusus buat anak SMA sederajat yang bernama Lomba Cepat Tepat Ilmu Pangan (LCTIP IPB).
Kabar baiknya…
Kalau kamu bisa menyabet juara I di LCTIP IPB, kamu berhak mendapatkan Golden Ticket Teknologi Pangan IPB yang tak ternilai harganya. Bayangkan sensasi diterima kuliah di saat kamu belum lulus sekolah!
Dan misalnya kamu mampu meraih juara 2 atau 3, jangan bersedih hati dulu.
Meskipun gagal mendapatkan golden ticket, tetapi menurut opini saya pribadi, kamu memiliki peluang yang besar untuk diterima melalui jalur SNMPTN di ITP IPB dengan syarat nilai raportmu bagus dan jangan lupa mencantumkan sertifikat juaranya ya.
Sebagai buktinya, dengan penuh kerendahan hati saya berhasil meraih juara 3 pada LCTIP XXIV dan atas izin-Nya saya berhasil menulis artikel ini…
… khusus untuk kamu yang bermimpi untuk berkuliah di sini.
Penutup…
Itulah 8 alasan mengapa teknologi pangan IPB menjadi jurusan yang layak dipertimbangkan bagi kamu yang ingin segera menjalani kehidupan di bangku kuliah.
Ingin berkomentar? Silakan corat-coret di bawah ya!
Mantap cup, lanjutkan perjuanganmu!
ReplyDeleteYeayyyy ada Dinni. Thanks Din! :))
DeleteKalau masuknya dari lulusan D3 (pengawasan mutu makanan) bisa ga yaa
ReplyDeleteTeman saya ada yang dari D3 SJMP, tetapi beliau mendaftar ke S1 ITP pada tahun kedua SJMP melalui SBMPTN. Kalau lulusan SJMP ke ITP mohon maaf saya kurang tahu...
Delete