Dalam suasana sedikit basa, I2 dapat
mengoksidasikan As2O3 menjadi As2O5.
Karena terbentuk HI maka reaksi bersifat reversible (bolak – balik) sehingga
ditambahkan NaHCO3. Sebagai indikator digunakan kanji yang
ditambahkan pada awal titrasi dengan TA biru.
Reaksi
As2O3 + 6 NaOH --> 2 Na3AsO3 + 3 H2O
2 Na3AsO3 + 2 H2O
+ 2 I2 --> 2 Na3AsO4 + 4 HI
4 HI + 4 NaHCO3 --> 4 NaI + 4 H2O + 4 CO2
Tujuan
Menetapkan normalitas I2 0,05 N dengan BBP Warangan As2O3
Alat dan Bahan
Alat
- Kaca arloji
- Labu ukur 100 mL
- Pipet volumetri 10 mL
- Pengaduk
- Erlenmeyer asah
- Buret 50 mL
- Gelas ukur 10 ml
- Corong
- Piala gelas 400 dan 800 mL
- Labu semprot
- Pipet tetes
- Statif dan klem
- Alas titar dan alas baca buret
Bahan
- As2O3
- NaOH 4 N
- H2SO4 4 N
- Indikator PP
- NaHCO3
- Air suling
- I2 0,05 N
- Indikator kanji
- Kertas saring penyeka
- Kertas pengganjal corong
Cara Kerja
- Alat dan bahan yang diperlukan disiapkan dan ditata di atas meja kerja,
- Ditimbang ± 0,5 gram As2O3,
- Dimasukkan ke labu ukur 250 ml, ditambahkan 10 ml NaOH 4N, dilarutkan,
- Setelah larut, ditambahkan 2 – 3 tetes PP, H2SO4 4 N sampai warna larutan merah muda seulas,
- Ditambahkan 1,5 gram NaHCO3, diimpitkan dan dihomogenkan,
- Dipipet 10,00 ml larutan, dimasukkan ke Erlenmeyer asah,
- Diencerkan dengan 50 ml air, ditambahkan indikator kanji,
- Larutan dititar dengan I2 0,1 N hingga TA biru, dan
- Serangkaian tahapan pekerjaan dilakukan minimal duplo dengan selisih volume penitar maksimal 0,10 mL.
Perhitungan
Keterangan
mg BBP =
Bobot BBP yang ditimbang
N Tio = Normalitas
Tio
Vp =
Volume titran yang dibutuhkan
FP =
Faktor pengenceran
Bst As2O3 adalah 1/4 Mr, yaitu
49,5.
Pembahasan
Metode Iodimetri merupakan metode analisis berdasarkan
redoks (reduksi - oksidasi) dimana digunakan larutan baku Iodium (I2) sebagai titran dan titratnya harus berupa reduktor.
Jenis penitarannya tergolong langsung, dengan titratnya bersifat reduktor. Dalam analisis metode Iodimetri, harus digunakan
Erlenmeyer asah karena I2 merupakan zat yang mudah menyublim, dan apabila I2 menyublim ketika tahap analisis, maka konsentrasinya akan terus berkurang sehingga akan menimbulkan kesalahan
negatif.
Indikator yang digunakan pada
titrasi Iodimetri adalah indikator kanji (amilosa) yang akan menghasilkan warna
biru ketika bereaksi dengan I2. Berkebalikan dengan metode Iodometri
(umumnya penambahan kanji pada metode Iodometri dilakukan menjelang TA),
penambahan kanji pada metode Iodimetri dilakukan pada awal titrasi karena pada
Erlenmeyer asah tidak ada I2 (Iod digunakan sebagai titran bukan
titrat).
Untuk standardisasi larutan Iodin, zat As2O3
(Warangan) dapat digunakan sebagai BBP karena sifatnya stabil dan reduktor kuat, dimana Warangan tidak larut dalam air suling biasa. Untuk melarutkan Warangan, ditambahkan basa kuat NaOH karena Warangan dapat
larut dalam suasana basa kuat (NaOH) membentuk ion Arsenit. Warangan bersifat racun
jika tertelan, oleh karena itu HATI – HATI saat bekerja dengan zat seperti ini
(informasi tambahan: Arsen merupakan zat yang digunakan dalam kasus pembunuhan
aktivis HAM Munir). Oksidasi Warangan oleh I2 akan menghasilkan HI (Asam Iodida) yang merupakan reduktor kuat sehingga jika dibiarkan reaksinya bersifat bolak balik
(reversible). Sebagaimana kita tahu bahwa dalam analisis titrimetri (volumetri) ini, reaksi tidak boleh bersifat bolak balik karena jika demikian maka Titik Akhir (TA) tidak akan pernah tercapai. Oleh karena itu setelah HI terbentuk ditambahkan Natrium Bikarbonat NaHCO3
untuk menghilangkan HI menjadi NaI dan H2CO3 yang terurai menjadi H2O dan CO2.
Untuk menentukan Bst (bobot setara) Warangan, maka digunaan reaksi dimana jumlah atom Iodin akan setara dengan Bst Warangan. Dalam reaksi di bagian sebelumnya, diketahui bahwa jumlah atom Iodin yang terlibat dalam reaksi sebanyak 4 buah, maka dapat disimpulkan bahwa Bst Warangan pada reaksi kali ini adalah 1/4 MR.
Untuk menentukan Bst (bobot setara) Warangan, maka digunaan reaksi dimana jumlah atom Iodin akan setara dengan Bst Warangan. Dalam reaksi di bagian sebelumnya, diketahui bahwa jumlah atom Iodin yang terlibat dalam reaksi sebanyak 4 buah, maka dapat disimpulkan bahwa Bst Warangan pada reaksi kali ini adalah 1/4 MR.
Daftar Pustaka
Sulistiowati, S.Si, M.Pd; Nuryati, M.Pd, Dra. Leila; Yudianingrum, R.
Yudi, 2014, Analisis Volumetri, Bogor
: SMK – SMAK Bogor.
Standarisasi Iodium, standarisasi I2, standarisasi Iodium BBP warangan, standarisasi Iodium BBP As2O3, standarisasi I2 BBP warangan, standarisasi I2 BBP As2O3